Penerapan Konsep Reaksi Redoks Dalam Pengolahan Limbah (Lumpur Aktif)
Salah
satu penerapan konsep reaksi redoks dalam
kehidupan sehari-hari adalah dalam bidang pengolahan limbah. Prinsip dasar yang
dipergunakan adalah teroksidasinya bahan-bahan organik maupun anorganik,
sehingga lebih mudah diolah lebih lanjut.
Limbah
merupakan salah satu pencemar lingkungan yang perlu dipikirkan cara-cara
mengatasinya. Untuk menjaga dan mencegah lingkungan tercemar akibat akumulasi
limbah yang semakin banyak, berbagai upaya telah banyak dilakukan untuk
memperoleh teknik yang tepat dan efisien sesuai kondisi lokal.
Berbagai
tipe penanganan limbah cair dengan melibatkan mikroorganisme telah dikerjakan
di Indonesia, yaitu sedimentasi, kolam oksidasi, trickling filter, lumpur aktif
(activated sludge), dan septic tank. Pada uraian ini akan kita pelajari salah
satu teknik saja, yaitu teknik lumpur aktif(activated
sludge).
Proses
lumpur aktif (activated sludge) merupakan sistem yang banyak dipakai untuk
penanganan limbah cair secara aerobik. Lumpur aktif merupakan metode yang
paling efektif untuk menyingkirkan bahan-bahan tersuspensi maupun terlarut dari
air limbah. Lumpur aktif mengandung mikroorganisme aerobik yang dapat mencerna
limbah mentah. Setelah limbah cair didiamkan di dalam tangki sedimentasi,
limbah dialirkan ke tangki aerasi. Di dalam tangki aerasi, bakteri heterotrofik
berkembang dengan pesatnya. Bakteri tersebut diaktifkan
dengan adanya aliran udara (oksigen) untuk melakukan oksidasi bahan-bahan
organik. Bakteri yang aktif dalam tangki aerasi adalah Escherichia coli,
Enterobacter, Sphaerotilus natans, Beggatoa, Achromobacter, Flavobacterium,
dan Pseudomonas. Bakter-bakteri tersebut membentuk gumpalan- gumpalan atau flocs. Gumpalan tersebut melayang yang kemudian mengapung di permukaaan limbah.
dan Pseudomonas. Bakter-bakteri tersebut membentuk gumpalan- gumpalan atau flocs. Gumpalan tersebut melayang yang kemudian mengapung di permukaaan limbah.
Categories: